Kisah Pengemis Buta di Zaman Rasulullah SAW
Pada masa kehidupan Rasulullah SAW, terdapat banyak kisah penuh hikmah yang mengajarkan kebaikan, keikhlasan, dan akhlak mulia. Salah satunya adalah kisah seorang pengemis buta yang sering dijumpai di sudut pasar di Madinah. Kisah ini mengandung banyak pelajaran berharga yang dapat kita petik sebagai umat Islam.
Pengemis Buta di Sudut Pasar Madinah
Dikisahkan bahwa di salah satu sudut pasar di Madinah, terdapat seorang pengemis buta yang setiap hari meminta-minta kepada orang-orang yang lalu lalang. Pengemis itu dikenal selalu berbicara kasar dan penuh kebencian terhadap Rasulullah SAW. Setiap ada orang yang mendekat, ia berkata, “Jangan dekati Muhammad! Dia itu penyihir, pembohong, dan tukang sihir yang hanya ingin menyesatkan kalian!”
Meskipun demikian, ada seseorang yang dengan tulus hati selalu mendatangi pengemis buta tersebut setiap hari. Orang tersebut tidak pernah mengucapkan sepatah kata pun tentang keburukan atau kebaikan, namun setiap hari ia datang membawa makanan untuk pengemis itu. Dengan penuh kelembutan, ia menyuapi pengemis itu tanpa pernah memperkenalkan dirinya. Perbuatan tersebut dilakukannya tanpa pamrih dan dengan penuh kasih sayang.
Kelembutan Rasulullah SAW
Orang yang setiap hari menyuapi pengemis buta tersebut adalah Rasulullah SAW sendiri. Meskipun pengemis itu selalu mencela dan menyebarkan kebencian terhadap beliau, Rasulullah tidak pernah marah. Beliau justru menunjukkan kasih sayang dan kelembutan. Rasulullah SAW menyuapi pengemis itu dengan sabar dan penuh perhatian, memastikan bahwa makanan yang dibawanya mudah dikunyah dan disantap oleh pengemis yang buta tersebut.
Setelah Wafatnya Rasulullah SAW
Setelah Rasulullah SAW wafat, sahabat-sahabat beliau merasa kehilangan sosok pemimpin yang penuh kasih sayang dan teladan. Salah satu sahabat yang paling dekat dengan Rasulullah adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq RA. Ketika beliau menjadi khalifah, Abu Bakar bertanya kepada keluarganya apakah ada kebiasaan Rasulullah SAW yang belum sempat ia lakukan.
Keluarga Rasulullah SAW pun menceritakan tentang kebiasaan beliau menyuapi pengemis buta di pasar. Mendengar hal itu, Abu Bakar segera pergi ke pasar untuk melanjutkan kebiasaan Rasulullah. Ketika Abu Bakar mendekati pengemis buta dan mulai menyuapinya, pengemis tersebut segera merasakan ada yang berbeda.
Pengemis itu lalu bertanya, “Siapa kamu? Engkau bukan orang yang biasa menyuapiku. Orang yang biasa menyuapiku selalu memastikan makananku lembut dan ia melakukannya dengan penuh kasih sayang.”
Mendengar perkataan itu, Abu Bakar tidak bisa menahan air matanya. Dengan suara bergetar, ia berkata, “Aku bukan orang yang biasa menyuapimu. Orang yang selalu menyuapimu itu telah tiada. Ia adalah Muhammad, Rasulullah SAW.”
Pengemis buta itu terkejut dan terdiam seketika. Air matanya mulai mengalir deras. Dengan penuh penyesalan, ia berkata, “Selama ini aku selalu mencelanya, menyebutnya pembohong, tukang sihir, dan mengatakan hal-hal buruk tentangnya. Namun, dia tetap datang kepadaku setiap hari, tanpa pernah marah sedikit pun kepadaku.”
Pada saat itu juga, pengemis buta tersebut bersyahadat, menyatakan keimanannya kepada Allah SWT dan mengakui bahwa Muhammad SAW adalah utusan Allah.
Hikmah dari Kisah Ini
Kisah pengemis buta ini mengajarkan kita beberapa hal penting:
- Kasih Sayang Tanpa Batas: Rasulullah SAW menunjukkan bahwa kebaikan harus diberikan tanpa memandang bagaimana kita diperlakukan oleh orang lain.
- Akhlak Mulia: Kelembutan dan akhlak Rasulullah mampu meluluhkan hati yang keras sekalipun.
- Memberi Tanpa Pamrih: Rasulullah tidak mengharapkan balasan atau pengakuan atas perbuatannya. Beliau melakukannya hanya karena Allah SWT.
- Dakwah dengan Perbuatan: Terkadang, perbuatan baik lebih menyentuh hati seseorang daripada kata-kata.
Penutup
Kisah ini adalah salah satu contoh nyata betapa mulianya akhlak Rasulullah SAW. Dalam situasi apa pun, beliau selalu mengedepankan kasih sayang, kelembutan, dan kesabaran. Sebagai umatnya, kita diajak untuk meneladani sikap beliau dalam menghadapi orang lain, bahkan mereka yang bersikap buruk terhadap kita.
Semoga kisah ini dapat menginspirasi kita semua untuk terus berbuat kebaikan dengan tulus dan penuh kasih sayang, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Amin ya Rabbal ‘alamin.